Neraka Saqar

Neraka Saqar
Berapa jumlah penjaganya?

...Mari Belajar Menulis Aksara Nusantara...

...Mari Belajar Menulis Aksara Nusantara...
Namaku dalam aksara Mandailing

Kecepatan Cahaya

Qur'an surat al-kahfi (18)

Qur'an surat al-kahfi (18)
Hapalkan 10 ayat awal dan akhir

14 kombinasi qur'an

al-qur'an online

Selasa, 02 Februari 2010

Mungkinkah Merubah Kombinasi Alif Laam Miim (الم) Menjadi Kombinasi Yang Lain...?

Masih berhubungan dengan posting sebelumnya, akan tetapi pada saat ini kita fokus pada “merubah kombinasi qur’an”. Agar pembahasan tidak melebar, kombinasi alif laam miim (الم) dahulu yang kita fokuskan. Sebelum melangkah lebih jauh lagi, penulis berharap agar para pembaca memperhatikan tabel 1 pada posting sebelumnya (Siapa Yang Menyusun...?).
Dari tabel 1 tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 6 kombinasi yang berlainan susunan hurufnya. Ambillah kata “sepakat” bahwa jumlah huruf pembentuk kombinasi pada surat alif laam miim (الم) (surat no.2,3,29,30,31 dan 32) adalah berkelipatan 19 (perlu diperhatikan bahwa, untuk mengkritisi hal ini, silahkan hitung sendiri jumlah hurufnya melalui mushaf qur’an asli, sebab penulispun belum pernah melakukan perhitungan tersebut). Kemudian, ada baiknya jika anda melihat kembali tabel 1 pada posting yang berjudul “232 + 434 = 666”.

Perhatikan tabel KOMBINASI BENTANG (78 langkah) dengan seksama. Jika sebelumnya kita fokus pada langkah huruf atau langkah angka yang berwarna, maka, saat ini konsentrasi pada setiap langkah angka yang mewakili huruf alif (ا) pada setiap kombinasi alif laam miim (الم). Selanjutnya, maka perhatikan tabel di bawah ini :

Tabel 1

Letak langkah alif laam miim (الم) dengan konsentrasi pada huruf alif (ا), dapat dirangkum seperti tabel di bawah ini (perhatikan kolom yang diarsir warna kuning) :

Tabel 2


Perhatikan tabel 2 diatas, ternyata jumlah LETAK LANGKAH alif (ا) yaitu = 203 (tidak berkelipatan 19). Alif (ا) No.1 ketemu dengan alif (ا) No.2 pada 3 langkah ke depan, alif (ا) No.2 ketemu dengan alif (ا) No.15 pada 41 langkah ke depan, begitu seterusnya. Jadi, dari 53 langkah ke depan, alif (ا) No.1 menemui alif (ا) pada kombinasi yang sama (alif laam miim (الم)) sebanyak 5 kali.

Ada fenomena yang “membosankan” dari tabel 2 diatas, perhatikan bahwa jumlah letak langkah alif laam miim (الم) adalah sebesar 627, dan 627 merupakan bilangan berkelipatan 19 (19x33=627). Kemudian ada fenomena “kebetulan” yang aneh sekali dari letak langkah huruf alif (ا) tersebut, walaupun jumlah letak langkahnya tidak berkelipatan 19 (yaitu 203), akan tetapi, jika kita menggabungkan letak langkah alif (ا), maka, langkah 1,4,45,48,51 dan 54, akan menjadi 1445485154, “hebatnya” 1445485154 berkelipatan 19, 1445485154 dibagi 19 = 76078166.
Itu bukanlah fenomena yang membosankan dan kebetulan, tapi itu adalah fenomena tidak mencocokkan... Seperti itukah mukjizat...?!

Lalu, kenapa menghubungkan langkah 1,4,45,48,51,54 dengan 19 caranya “harus” dengan menggabungkannya menjadi 1445485154 agar terlihat seperti mukjizat karena 1445485154 berkelipatan 19 ...?!

Sejujurnya penulispun bingung dalam memahami hal ini, apakah hanya sekedar mencocok-cocokkan saja ataukah tidak? Sebab, di dunia ini simbol angka bermacam-macam, bahkan tata cara membacanyapun beraneka ragam (kanan-kiri, kiri-kanan, atas-bawah, bawah-atas, dst...), bangsa Romawi dan Jepang saja memiliki perbedaan dalam tata cara membaca dan menulis angka, lantas, apakah ketika “cukup dengan menggandengkan angka yang berada didekatnya” kemudian hasilnya berkelipatan 19 dapat dikatakan mukjizat...?! Aneh...!! Sungguh aneh...!! Itu jelas-jelas fenomena tidak mencocokkan...!! Jangan jauh-jauh dech, ambil saja contoh angka Romawi :
Angka 4 dalam Romawi = IV
Angka 5 dalam Romawi = V

Lantas, apakah ketika menggabungkan 4 dan 5 menjadi 45 ...? atau 54 ...? semakna dengan penggabungan angka Romawi menjadi IVV ...? atau VIV ...? atau mungkin ada metode penggabungan angka dengan cara lain...? Penulis Bingung...!! Jika hal yang demikian dapat dikatakan mukjizat, maka sesungguhnya banyak cara lain yang CARA TIDAK SESUAI DENGAN TUJUAN...!!

Ketika kita menetapkan suatu simbol tertentu yang melambangkan jumlah, maka, pada saat itupun kita pasti akan tetap berbicara mengenai jumlah, begitu juga ketika menetapkan bahwa simbol tertentu sebagai letak (lokasi), maka, pada saat itupun kita pasti akan tetap berbicara mengenai letak (lokasi). Jadi jelaslah, bahwa letak tidak sama dengan jumlah...!!

Dan melihat langkah alif (ا) pada qur’an yaitu 1,4,45,48,51,54 kemudian “digabungkan” menjadi 1445485154 maka, kita dapat memahami bahwa, maksud dari kata DIGABUNGKAN adalah BUKAN DIJUMLAHKAN…!! Sebab, jika kita ingin menjumlahkan letak langkah alif (ا), maka hasilnya adalah 203. Adapun jika “ingin” menyatakan bahwa 1445485154 adalah “jumlah” letak langkah alif (ا) juga, maka persepsi yang dibangun adalah seperti berikut :
Tabel 3
Permasalahannya adalah, bagaimana mungkin langkah 1 dapat disamakan dengan langkah 1000000000, langkah 4 disamakan dengan langkah 400000000, langkah 45 disamakan dengan langkah 45000000, langkah 48 disamakan dengan langkah 480000, langkah 51 disamakan dengan langkah 5100 ...??!! Tapi untungnya langkah 54 tetap.

DR.Rashad Khalifa juga melakukan perhitungan dengan metode menggabungkan angka-angka sehingga berkelipatan 19. Akan tetapi, bagi penulis pergulatan pemikiran tersebut tidak ada kepastian/kejelasan, mungkin pembaca ada yang dapat membantu...? Sebab, keanehan ini penulis temui juga dalam susunan 7 kartu ajaib yang rapih, dimana kita dapat menemui semua angka yang kita inginkan dari angka 1 hingga 127, hanya dengan cukup mencari angka yang hadir dari tiap 7 kartu tersebut, lalu menjumlahkan angka-angka terkecil yang mewakilkan 127 pilihan, sungguh aneh... berikut adalah 7 kartu ajaibnya...

Tabel 4

Ambil contoh :
Misalnya kita mencari angka 15, maka, angka 15 hadir pada kartu 1, kartu 2, kartu 3 dan kartu 4, langkah selanjutnya jumlahkan angka terkecil (kotak yang diarsir warna biru muda) pada tiap kartu tersebut :
Kartu 1 = 1
Kartu 2 = 2
Kartu 3 = 4 dan
Kartu 4 = 8
Maka, 1+2+4+8 = 15
Apakah hal tersebut adalah aneh atau memang ada rumusnya...? Penulis kebingungan dalam menghadapi hal ini, sebab alif laam miim (الم) pada al-qur’an juga berjumlah 127, untuk kejelasannya silahkan juga baca posting yang berjudul, “Kenapa jumlah الم (Alif Laam Miim) = 127?”

Wallahu a’lam...

Selasa, 26 Januari 2010

Siapa Yang Menyusun...?

Kombinasi dalam al-qur’an pada surat-surat tertentu saling berkaitan, bahkan pada KOMBINASI GULUNG (36 langkah) maupun pada KOMBINASI BENTANG (78 langkah). Untuk penjelasan tentang penamaan kedua kombinasi tersebut (kombinasi gulung dan kombinasi bentang) silahkan baca kembali posting sebelumnya.

Hal yang menarik adalah, alif laam miim (الم) selamanya akan tetap alif laam miim (الم)… Padahal jika lebih terbuka dan kritis lagi, maka, timbullah pertanyaan, kenapa harus alif laam miim (الم)…? Bukankah bisa saja yang lain...? Bahkan ada 5 kemungkinan lain dari kombinasi alif laam miim (الم) tersebut, kombinasi-kombinasi yang mungkin untuk dibentuk adalah :


Tabel 1

Jika dicermati lebih jauh lagi, sebenarnya kombinasi alif laam miim (الم) pada al-qur’an terulang sebanyak 6 kali, dan anehnya kemungkinan kombinasi lain yang dapat dibentuk dari huruf alif, laam dan miim (الم) juga 6 macam, pertanyaannya adalah, kenapa SELURUHNYA HARUS ALIF LAAM MIIM (الم)...?! Kenapa pada...
  1. surat 2 = alif laam miim (الم)
  2. surat 3 = alif laam miim (الم)
  3. surat 29 = alif laam miim (الم)
  4. surat 30 = alif laam miim (الم)
  5. surat 31 = alif laam miim (الم), dan
  6. surat 32 = juga alif laam miim (الم)...??!!
Bukankah jika “disepakati sebagai mukjizat” yang “hanya karena” jumlah huruf-huruf pada al-qur’an berkelipatan 19, bila memang diinginkan, bisa saja kombinasinya pada nomor surat 2,3,29,30,31 dan 32 seperti berikut :


Tabel 2

Atau mungkin dengan urutan nomor surat yang lain dari tabel 2 diatas...? Terdapat 720 kemungkinan susunan nomor surat yang dapat disusun, didapat dari 1x2x3x4x5x6=720, akan tetapi kombinasinya tetap 6 macam, sesuai dengan jumlah kemungkinan susunan yang dapat dibentuk dari huruf alif, laam dan miim (الم), sebab, bukankah YANG PENTING BERKELIPATAN 19...?! Nah loh, tapi kenapa tidak seperti yang dimaksudkan...?! Ternyata surat-surat nomor urutan 2,3,29,30,31 dan 32 seluruhnya adalah alif laam miim (الم)...!! Jadi, dari sisi ini saja kita dapat melihat bahwa, tidak sekedar jumlah huruf yang berkelipatan 19 saja bukan...??!! Atau mungkin jumlah hurufnya tidak berkelipatan 19...??!! Masalahnya, siapa yang sudah pernah menghitung jumlah huruf-hurufnya al-qur’an melalui mushaf qur’an yang asli (14 abad lampau)...?!

Jika demikian, terlalu panjang dan melebar kita berpikir, akan tetapi marilah kita fokus pada tabel 2 di atas kolom “kombinasi”, seluruhnya berlainan (sebanyak 6 macam) sesuai dengan kemungkinan kombinasi yang dapat dihasilkan dari jumlah huruf pembentuknya (3 huruf), alif laam dan miim. Nah... mengapa pada quran surat nomor urutan ke 2,3,29,30,31 dan 32 seluruhnya berkombinasi alif laam miim (الم)...?!

Untuk memudahkan dalam memahami kesistematisan kombinasi qur’an (dalam hal ini adalah kombinasi alif laam miim (الم)), maka, perhatikan contoh berikut :
Ambil sebuah dadu yang dibuat secara adil, tidak memihak pada salah satu permukaan dadu yang akan/harus muncul (memiliki 6 permukaan), kemudian marilah kita beri nama setiap permukaannya itu sebagai berikut :


Tabel 3

Lemparlah dadu tersebut hingga tak terhingga kali, maka, yang akan terjadi adalah :

“6 kombinasi yang lain dapat keluar pada lemparan keberapapun, seluruh permukaan dadu kemungkinan keluarnya sebesar 1/6 dikali tak terhingga”

Itulah contoh sederhana yang dihubungkan dengan KONSEP KEMUNGKINAN yang dapat terjadi.

Akan tetapi pada al-qur’an adalah sesuatu yang telah dan pasti terjadi...!! Jadi, jika mengacu dari konsep kemungkinan pada kombinasi qur’an, maka, permukaan dengan nama alif laam miim (الم) keluar pada setiap lemparan ke 2,3,29,30,31 dan 32, setelah itu alif laam miim (الم) tidak akan pernah keluar lagi.

Jika kita berpikir kritis tetapi adil/tidak memihak, maka, kita tidak akan mengatakan bahwa, “itu adalah dadu yang diatur, semua orang bisa melakukannya...!!” akan tetapi, yang akan dikatakan adalah, “bagaimana orang tersebut dapat mengetahui pada lemparan yang ke 2,3,29,30,31 dan 32 permukaan alif laam miim (الم) akan keluar, dan selamanya tidak akan keluar lagi...?!”

Hal ini menunjukkan bukan sembarang lemparan dadu, akan tetapi kombinasi al-qur’an adalah LEMPARAN DADU YANG DIATUR...!! Lantas, siapa yang dapat mengatur dan menyusunnya...?! Rumus yang bagaimana dapat disusun jika seseorang melempar dengan cara tertentu, maka akan keluar permukaan dadu seperti yang telah ditetapkan...?!

Yang jelas, nabi Muhammad SAW berada pada posisi penerima wahyu, pemberi kabar dan peringatan...


Wallaahu a’lam...

Senin, 28 September 2009

232 + 434 = 666

Posting saat ini adalah sambungan dari tulisan sebelumnya yang berjudul “Wahyu Yang Tidak Sekedar Berkelipatan 19...!!!” Sebagaimana dijelaskan pada posting tersebut bahwa, ketika jumlah langkah kombinasi Qur’an = 36 langkah, maka, total 14 langkah tersebut adalah 1+2+3+7+10+15+16+17+18+20+23+30+34+36 = 232. Hal itu adalah perwakilan dari seluruh kombinasi Qur’an yang 36 langkah dengan total deret hitung secara berurut = 666.
Akan tetapi, ketika kita melihat mushaf Qur’an, maka seluruh kombinasi Qur’an adalah terulang sebanyak 30 kali dengan total 78 langkah (untuk lebih jelasnya, silahkan lihat dan baca kembali posting yang berjudul “Huruf Nun (ن) Pada Al-Qur’an = Tuna Wisma” pada tabel 1).

Selain itu juga, ada baiknya jika para pembaca kembali lihat posting sebelumnya (Wahyu Yang Tidak Sekedar Berkelipatan 19...!!!), kemudian perhatikan tabel 2 dan tabel 3 pada posting tersebut. Setelah itu, perhatikan tabel di bawah ini terutama pada huruf-huruf atau angka-angka yang berwarna :

Tabel 1

Total seluruh sandi yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah 78 langkah, dan jumlahnya 3081 (1+2+3+...+...+...+76+77+78 = 3081). Kemudian, dari 14 jenis huruf tersebut, kita dapatkan jumlah langkah huruf (yang pertama kali digunakan untuk membentuk suatu kombinasi) adalah, 1+2+3+10+13+30+31+32+33+35+38+60+68+78 = 434, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :
Tabel 2

Untuk memudahkan pemahaman kita, penulis menamai 36 langkah kombinasi Qur’an menjadi KOMBINASI GULUNG, adapun kombinasi Qur’an yang 78 langkah dengan nama KOMBINASI BENTANG.

Pahami dengan baik-baik persamaan dan perbedaan antara KOMBINASI GULUNG dan KOMBINASI BENTANG. Sebab dari hal itulah kita akan menemui sistematisnya kombinasi Qur’an.

Perhatikan bahwa, total dari 14 langkah huruf yang pertama kali digunakan untuk membentuk suatu kombinasi pada KOMBINASI GULUNG (36 langkah) ditambah dengan 14 langkah huruf yang pertama kali digunakan untuk membentuk suatu kombinasi pada KOMBINASI BENTANG (78 langkah) berjumlah 666 (232+434 = 666). Dan 666 adalah total deret hitung 36 langkah pada KOMBINASI GULUNG.

Memang benar bahwa, 232+434 = 666, akan tetapi, dapatkah anda membuat suatu kombinasi huruf atau angka dengan menggunakan langkah yang sistematis seperti Qur’an...?! Ketika langkah pada huruf yang pertama kali digunakan di KOMBINASI BENTANG ditotalkan, maka, totalnya HARUS merupakan selisih dari total seluruh langkah KOMBINASI GULUNG (Qur’an = 666) dengan total langkah huruf yang pertama kali digunakan pada KOMBINASI GULUNG (Qur’an = 232), dalam hal ini, pada “kombinasi gulung Qur’an” terdapat 36 langkah, dengan total penjumlahan deret hitungnya = 666, kemudian 232 merupakan total deret hitung untuk langkah huruf-huruf yang digunakan pertama kali pada “kombinasi gulung Qur’an”, jadi, 666-232 = 434.

Ibarat seperti ketika siapapun ingin membuat suatu kombinasi huruf yang sistematis, maka, ia harus memperhitungkan tempat (langkah) dan jenis huruf yang akan membentuk kombinasi, pada kombinasi-kombinasi setelahnya ataupun sebelumnya...!!! Apakah anda dapat membuatnya...??!! Atau malah tambah membuat anda menjadi semakin bingung dalam memahami hal ini...??!! Sungguh benar-benar SISTEMATIS...!!!

Wallaahu a’lam...

Senin, 24 Agustus 2009

Wahyu Yang Tidak Sekedar Berkelipatan 19…!!!

Penulis tertarik dengan artikel karya dari DR.Rashad Khalifa. Beliau telah banyak mengungkapkan beberapa keajaiban dalam Al-Qur’an. Walaupun ada beberapa pernyataan pada tulisan beliau yang penulis sangat tidak setuju terhadapnya, akan tetapi setidaknya ada kesimpulan utama yang penulis dapatkan setelah membaca artikel yang berjudul “Mathematical Miracle Of Qur’an”.

Kesimpulan utama yaitu bahwa, bilangan berkelipatan 19 pada Al-Qur’an telah menunjukkan kebenaran dan menjaga keotentikan identitas tentang wahyu Qur’an. Subhaanallah... benar-benar tulisan yang sangat menarik, akan tetapi hingga posting ini diterbitkan, penulis belum pernah menghitung jumlah huruf-huruf di dalam Al-Qur’an. Karena penulis belum pernah melihat mushaf Al-Qur’an yang asli (14 abad yang lampau), selain itu juga, tentu hal ini akan memakan waktu yang tidak sebentar. Jadi penulis belum pernah melakukan Cek & Ricek tentang jumlah huruf-huruf di dalam Al-Qur’an. Penulis hanya berkeyakinan bahwa Al-Qur’an tetap terjaga sejak diturunkan hingga saat ini, sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Hijr [15] ayat 9 :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”

Akan tetapi, sayangnya dari tulisan DR.Rashad Khalifa, ada sebuah persepsi yang menunjukkan bahwa, bilangan yang berkelipatan 19 harus benar-benar menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an, jadi hal ini akan membuat orang-orang dapat sekedar untuk mencocok-cocokkan kemudian menyatakan dengan terang-terangan bahwa, dengan kelipatan 19 itulah wahyu terungkapkan. Jadi, penulis ingin melihat dari sisi lain tentang hebatnya Al-Qur’an.
Sebelum melangkah lebih jauh lagi, penulis ingin agar para pembaca memperhatikan tabel di bawah ini :


Tabel 1

Tabel di atas adalah kombinasi Al-Qur’an yang telah disusun sesuai dengan urutan no.surat kecil hingga besar, untuk lebih jelasnya, silahkan pembaca kembali lihat posting yang berjudul “Kode-Kode Al-Qur’an Yang Sistematis” pada tabel 1, dan bandingkan dengan tabel di atas.

Jika pada posting tersebut kita fokus untuk konfersi huruf (pada sandi qur’an) menjadi angka, maka, saat ini kita fokus kepada LANGKAH pada 14 sandi yang ada di dalam Al-Qur’an, yang totalnya sebanyak 36 langkah.

Kemudian perhatikan tabel di bawah ini, terutama pada huruf atau angka yang berwarna :

Tabel 2

Total seluruh sandi yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah 36 langkah, dan jumlahnya 666 (1+2+3+...+...+...+34+35+36 = 666). Kemudian, dari 14 jenis huruf tersebut, kita dapatkan jumlah langkah huruf (yang pertama kali digunakan untuk membentuk suatu kombinasi) adalah, 1+2+3+7+10+15+16+17+18+20+23+30+34+36 = 232, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini :

Tabel 3

Jika total 36 langkah = 666, maka total 14 langkah untuk huruf-huruf pada Al-Qur’an yang digunakan pertama kali adalah 232. Dengan kata lain, sisa 22 langkah (36-14 = 22) haruslah berjumlah 434 (666-232 = 434). Hal tersebut tidaklah aneh dan memang harus begitu, jika tidak percaya, silahkan jumlahkan sendiri langkah-langkah yang belum tertulis pada tabel 3 di atas, pasti akan berjumlah 434 (jumlahkan langkah-langkah di tabel 2, dengan mengacu pada angka-angka yang tidak berwarna (warna hitam), bukankah jumlahnya = 434 ..?!)

Hal diatas tidaklah aneh dan sistematis untuk menunjukkan rapihnya kombinasi Al-Qur’an, akan tetapi, apakah mungkin jumlah 434 didapatkan ketika kombinasi Al-Qur’an dibuka sesuai aslinya (78 langkah), dan prosedur penghitungan dengan mengacu seperti di atas..??!!! Jika benar bisa didapatkan, maka, tentu hal ini akan menunjukkan bahwa kombinasi Al-Qur’an sistematis. Penjelasan ini akan diberikan pada posting yang akan datang... Insya Allah...

Wallaahu a’lam...

Minggu, 19 Juli 2009

Apakah Benar Berikut Adalah Dalil Matahari Mengelilingi Bumi (MMB)?

Dalil-dalil ayat Al-Quran yang dipakai oleh kelompok yang meyakini bahwa matahari mengelilingi bumi diantaranya :

فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ
“Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari dari timur, maka datangkanlah matahari tersebut dari barat (Q.S. Al-baqarah : 258)”

Renungilah :
Ayat yang mulia diatas sama sekali tidak menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Perhatikanlah dengan seksama kalimat فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ (sesungguhnya Allah datang dengan matahari). Arti secara bahasa menunjukkan bahwa, Allah datang dengan matahari, Allah tidak berfirman فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي الشَّمْسَ , yang jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia ”Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari.”

Perhatikan huruf ba (ب)nya yang dihilangkan. Jika ayat yang mulia tersebut tanpa huruf ba (ب), maka, ada kemungkinan bahwa matahari mengelilingi bumi, karena maknanya akan menjadi, matahari benar-benar didatangkan Allah dari arah timur seperti yang kita lihat. Namun, Allah berfirman bahwa :

“Sesungguhnya Allah s.w.t. datang dengan matahari dari timur.”
Untuk lebih jelasnya, mari kita membuat kalimat yang senada dengan firman Allah tersebut dengan mengganti subjek dan keterangan alatnya :

فَإِنَّ أَحْمَدَ يَأْتِيْ بِالسَّيَّارَةِ مِنَ الْمَشْرِقِ

jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu :
“Sesungguhnya Ahmad datang dengan mobil dari timur.”
Maksudnya, prosentase Ahmad yang nyupir atau hanya sebagai penumpang adalah 50% banding 50%.

Akan tetapi, artinya akan menjadi sangat berbeda jika kita menghilangkan huruf ba (ب) nya menjadi :


فَإِنَّ أَحْمَدَ يَأْتِيْ السَّيَّارَةَ مِنَ الْمَشْرِقِ

Yang terjemahannya :
“Sesungguhnya Ahmad mendatangkan mobil dari timur”
Maksudnya, prosentase Ahmad yang nyupir adalah diatas 50% (dapat dipastikan bahwa Ahmad yang nyupir mobil dari timur).
Bersandar seperti contoh diatas, maka, kalimat فَإِنَّ أَحْمَدَ يَأْتِيْ بِالسَّيَّارَةِ مِنَ الْمَشْرِقِ akan menjadi mudah untuk dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
  1. Siapa yang datang dari timur? tentu jawabannya adalah Ahmad
  2. Dengan apa Ahmad datang dari timur? jawabannya adalah dengan mobil
Maka, pertanyaan senada dapat diajukan untuk posisi subjek (Ahmad) diganti menjadi Allah s.w.t. (الله), dan keterangan alat yaitu mobil (السيارة) diganti menjadi matahari (الشمس). Sehingga, inti maknanya “bukan matahari didatangkan Allah dari timur.” tetapi, ”Allah datang dari timur bersama atau menggunakan matahari.”

Pada kenyataannya, kita tidak melihat Allah s.w.t. ketika kita melihat matahari datang/terbit dari timur. Oleh karena itu, tidak sepenuhnya salah, bagi yang menerjemahkan bahwa :

“Sesungguhnya Allah s.w.t. mendatangkan matahari dari timur,”

Mengapa? karena segala sesuatu (peristiwa) yang kita lihat atau tidak kita lihat, adalah karena kehendak-Nya, begitu juga dengan matahari datang dari arah timur yang kita melihatnya demikian. Namun, yang perlu diperhatikan adalah, firman Allah s.w.t. tersebut menekankan kepada, “kedatangan Allah s.w.t. dari arah timur dan matahari sebagai alatnya.”

Bahkan, firman Allah s.w.t. pada surat 36 ayat 38 وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا (dan matahari berlari pada orbitnya), tidaklah sepenuhnya menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi. Namun, Allah s.w.t. benar-benar memberitahukan kita bahwa, matahari berlari, matahari tidak diam, serta ayat ini juga merupakan bantahan terhadap teori Heliocentris (Bumi Mengelilingi Matahari (BMM)).

Perdebatan antara BMM (Bumi Mengelilingi Matahari) dan MMB (Matahari Mengelilingi Bumi) tidak akan berakhir jika Allah s.w.t. benar-benar berfirman secara tegas :

وَالشَّمْسُ تَجْرِي حَوْلَ اْلأَرْضِ لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا وَ اْلأَرْضَ سَاكِنَةً

“Dan matahari berlari disekitar bumi untuk menetap pada orbitnya sedangkan bumi diam”

Singkatnya, Allah s.w.t. memberitahukan kita bahwa, “Matahari tidak diam, dan Allah s.w.t. menjadikan kita melihat matahari terbit, datang dari arah timur.”


Wallahua’lam...

Jumat, 08 Mei 2009

Bagaimana Menjawab Tantangan Sandi Qur’an?

Jika para pengunjung blog membaca tulisan sebelumnya, yaitu “Kode-Kode Al-Quran Yang Sistematis” maka, sebenarnya ada jawaban untuk tantangan tersebut, dan jumlah bilangan prima akan terulang lebih dari 19 kali, yaitu jumlah maksimum sebanyak 28 kali. Dan tahapan membentuk kode adalah sebagai berikut :
Sebagai ganti dari huruf hijaiyah, maka 14 huruf yang digunakan adalah 14 huruf alphabet yang kita gunakan, yaitu A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N. Oleh karena itu, kombinasi yang dibentuk dari 14 huruf tersebut adalah kombinasi berhuruf alphabet. Untuk jelasnya perhatikan tabel di bawah ini, dan perhatikan kolom dan huruf yang berwarna MERAH yang menunjukkan bilangan prima :
Tabel 1

Ingat, urutan yang disusun pada tabel di atas adalah sesuai penomoran dari yang terkecil hingga terbesar. Maka, bilangan prima (2,3,5,7,11,13) tersebut seluruhnya terulang sebanyak total 19 kali. Pertanyaannya, apakah pengulangan total bilangan prima sebanyak 19 kali adalah jumlah yang paling banyak? Maka jawabannya adalah TIDAK, sebab dari total 36 langkah tersebut maka terdapat sisa 17 langkah yang bukan bilangan prima, yaitu 36-19=17, jadi ada kemungkinan kombinasi lain yang dapat dibentuk untuk mendapatkan jumlah bilangan prima yang paling banyak...!!

Dan jawabannya adalah, dengan mengatur kombinasi seperti di bawah ini, maka akan didapatkan jumlah bilangan prima maksimum :
Tabel 2

Jumlah bilangan prima akhirnya didapatkan dengan total sebanyak 28 kali (jumlahkan pengulangan pada kolom “diulang” yang berwarna HIJAU, 6 + 6 + 4 + 4 + 4 + 4 = 28). Anda dapat mengatur apapun kombinasi atau jenis kodenya antara No.2 sampai 13, akan tetapi kombinasi No.1 haruslah seperti di atas (perhatikan No.1 pada tabel 2), sebab, hal tersebut menunjukkan keteraturan penggunaan huruf pada kombinasi yang akan dibentuk, dan yang jelas jumlah maksimum pasti harus 28, dan hanya ada 8 yang bukan bilangan prima. Akhirnya, INILAH JAWABAN TANTANGAN terhadap tulisan sebelumnya yaitu “Kode-Kode Al-Qur’an Yang Sistematis”.

Akan tetapi timbul permasalahan baru...!! Jika kita amati kombinasi sandi yang dihasilkan dari jumlah pengulangan bilangan prima yang maksimum, maka, terdapat hanya 2 kombinasi saja yang dimana kombinasi tersebut huruf-huruf pembentuknya mewakili untuk kombinasi keseluruhan. Kombinasi itu adalah :
  1. ABCDEFGHIJKLM
  2. N
Yaitu No.1 dan No.14, perhatikan kembali tabel 2. Dan 2 kombinasi inilah yang menjadi jumlah kombinasi maksimum yang dapat dibentuk untuk menghasilkan bilangan prima pengulangan maksimum sebanyak 28 kali. Inilah masalahnya...!! Kenapa...?!

Sebelumnya, marilah kita ambil deret hitung sebanyak 14 langkah yang berurutan, dari mana saja anda memulai, yang jelas harus 14 langkah berurutan.

Dan ternyata, dari 14 langkah (dari manapun anda akan memulai), maka, jumlah bilangan prima maksimum adalah sebanyak 6 macam. Dan 6 macam bilangan prima itu adalah 6 bilangan prima awal, yaitu 2,3,5,7,11 dan 13.

Kenapa hal ini menjadi masalah untuk menjawab tantangan...?! Sebab, di dalam Al-Qur’an, hanya ada 6 kombinasi saja, yang huruf-huruf pembentuknya mewakili untuk pembentukan kombinasi seluruhnya. Kombinasi itu adalah :
Tabel 3

Nah... jika 6 kombinasi tersebut mewakili jumlah 6 bilangan prima maksimum yang dapat dihasilkan dari 14 langkah (dari manapun anda memulainya), maka, tentu hal ini akan membuat kita berpikir bahwa, 14 macam sandi di dalam Al-Qur’an benar-benar sistematis...!!! Sebab, tidak sekedar pengulangan bilangan prima sebanyak 19 kali saja, bahkan mungkin 19 kali pengulangan bilangan prima bukan yang maksimum?! Pada kenyataannya 19 kali pengulangan bilangan prima dari kombinasi Al-Qur’an yang dibentuk adalah jumlah maksimum, bahkan secara urutan terbalik (penjelasannya nanti akan datang). Yang jelas kita menghadapi fakta bahwa, jumlah kombinasi dasar (sebanyak 6 macam) benar-benar telah menunjukkan hubungan sistematis bahwa, bilangan prima telah menjelaskannya...!!

Jadi, dapatkah anda membuat yang sepertinya...?!